Mencari Redha

Tuesday, February 20, 2007

Lonely


How do you get that lonely
When surrounded by everybody
How do you get that lonely
When it's deafening noisy
How do you get that lonely
When it's stormy and windy

Perhaps there is a wall
Never seen by all

Perhaps there is a gap
That you wish to never had

Thursday, February 15, 2007

Terpandang Wajah


Wajah ayahanda bonda

Gambar kasih selamanya

Wajah isteri dan putera-putera

Lambang cinta rindu membara

Namun ada jua wajah duka

Lambang perit kesumat luka

Mungkin sembuh entah bila...

Saturday, February 10, 2007

Saya terjumpa ini dari blog sahabat. Sangat menarik dan ingin sekali dikongsi bersama...


A Muslim should cry:

I’m sorry for the mistakes I make.

And, I know of none that can be retrieved.

They're like the water over a dam.

To flow back, it cannot be achieved.

There are things I wish I had never said.

Now, I wish that I had bit my tongue instead.

To make another feel that pain,

For those thoughtless words, I am disdain.


Semoga kita sentiasa menjaga lidah agar tidak melukai perasaan saudara kita. Lidah itu lebih tajam dari pedang, lebih berbisa dari racun. Hidup manusia mampu dimusnah dek lidah yang tidak bertulang. Elok kita sentiasa menceritakan kebaikan orang dan menyembunyikan keburukan. Kalau ada 99 keburukan seseorang dan hanya satu kebaikan, kita harus lihat dan raikan kebaikan tersebut. Kalau kita ada 99 kebaikan dan satu keburukan, wajib kita sentiasa lihat keburukan diri kita, dan berazam untuk mengubah ke arah kebaikan.

Sekiranya kita terasa melakukan kesilapan terhadap manusia, eloklah disegerakan memohon maaf, kerana kita tidak tahu masih adakah peluang kalau kita bertangguh. Perkara taubat dan mohon maaf adalah antara perkara yang patut disegerakan.


WaLlahua'lam.

Saturday, February 03, 2007

Gurindam geramku pada MAZA

Terjunlah Luncai
Bergayut pada labu-labu angkuh mu
Berebut-rebut mereka
Bertenggek atas kepalamu
Gagak liberalis
Katak sekularis
Ular kapitalis
Nanti penuh di kepalamu, najis
Hanyut dalam arus bongkak
Lemas di muara kibr
Ada lagikah harapan?

Saturday, October 14, 2006

Sudah Bersediakah Kita

Dipanjangkan detik-detik terakhir seorang Sheikh...Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un. Mati dalam keadaan beriman, Subhanallah!
Hari ini hari dia, esok lusa mungkin hari kita pula. Di mana, bila dan bagaimana... hanya DIA yang Maha Mengetahui.

Ya Allah ringankanlah Sakaratulmaut kami...




-----


May there be manfa'at to all of us insha Allah, May ALlah forgive him for all his sins and grant him Jannatul Firdausi, besides our beloved prophet Muhammad RasuluLlah SAW.. Amiin.



The attached is a clip of someone in his final moments.

Please see the clip before reading on.........

The man seemed to have been blessed because he died in Allah's house and in His service.
As he was a Muslim, may Allah bless him with His forgiveness, mercy and grant him paradise along with us and all other Muslims.

Did the man think that he would not return home alive that day/night when he left home?
Did he think that he would not finish his sermon when he started?
Did he think that he would not finish his sentence when he started uttering the last one?

He seemed very fine and all of a sudden it started to happen!
Allah made this man's last moments to be captured so that we can wake up and value the time we have, and more importantly to prepare for our own final moments that will come unannounced.


As we are in the month of Ramadhan, we should ask ourselves:

Will we live to witness the next Ramadhan?
Will we live to witness the end of this Ramadhan?
Will we live to do what we keep postponing to do for our aakhera?

May Allah give us the determination to demonstrate to Him, with all the blessings given to us by Him, that we are worthy of His mercy before our turn comes to meet Him.

May Allah accept what you are investing for your hereafter.
May Allah encourage you to invest even more and in a smarter way for your hereafter.
May Allah multiply manifold the rewards of the investments for your hereafter.
May Allah unite us with His forgiveness, mercy and best of paradise in the hereafter.

Monday, October 09, 2006

Beginilah akhirnya kesudahan kita semua...

Farshy Turab



Beginilah akhirnya kesudahan kita semua...

Bertilamkan tanah-tanah

Berbantalkan ketulan batu-batu

Diselaputi debu-debu

Dikelingi kegelapan

Atas bawah kiri dan kanan



Ijazah, sijil, PhD yang dikejar dulu sudah tiada berguna.

Anak isteri hanya perhiasan dunia belaka

Harta benda wang ringgit semua menjadi pesaka

Ditinggalkan



Yang bersama hanyalah amalan ketaqwaan

Sedekah jariah

Ilmu bermanfaat

Doa anak..



Beruntunglah orang yang menyucikan hatinya

Menemui Allah dengan hati yang sihat sejahtera



Benarlah Sabda Junjugan Mulia

Perbanyakkanlah mengingati mati kerana ia mematikan kelazatan dunia



Ya Allah, matikanlah kami semua

dengan sebaik-baik kematian

Menemui Mu dalam keadaan engkau Redha menemui kami

Dan kami redha menemui MU!

Amin.

(JazakalLah buat yang dikasihi Ust. Nik Roskiman: www.roskiman.com)

Wednesday, September 20, 2006

Nota buat si isteri



Aku hanya seorang suami
yang menerima setulus hati seorang isteri.

Janji yang termeterai di musim yang lalu.
Salam ku hulur buat menyapa hatimu nan luhur.

Bersamalah kita harungi derita yang datang.
Bersatulah kita tempuhi nikmat yang bertandang.
Denai perkahwinan pasti dihujani air mata.
Biar kita rasa: Rupanya kebahagiaan rumah tangga itu sangat tinggi maharnya.

Isteri ku sayang…
Tidak abang tagihkan setiamu, sesetia Hawa kepada Adam.
Atau kerinduan menggila Laila yang sangat dalam.

Cuma terimalah kehadiranku seadanya
di sudut tersuci di dalam hatimu...
sebagai seorang isteri sejujur hati.

(Copy paste from friend's blog)


 
Free Web Counters
Site Counter